Main Article Content

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi ekonomi kreatif subsektor kuliner di Kota Samarinda dan mengidentifikasi karakteristik dan kreatifitas dengan cara melakukan pemetaan ekonomi kreatif subsektor kuliner di Kota Samarinda. Dalam kajian ini menggunakan metode campuran yaitu Metode Kombinasi Model Concurrent Embedded (Metode Campuran Tidak Berimbang). Lokasi kajian ini di 10 Kecamatan di Kota Samarinda dengan jumlah sampel sebanyak 303 responden. Berdasarkan analisis diperoleh kesimpulan Ruang lingkup ekonomi kreatif subsektor kuliner yang paling banyak ditemui di Kota Samarinda adalah warung makan, depot, restoran dan kafe. Adapun karakter penggiat ekonomi kreatif subsektor kuliner di Kota Samarinda kurang lebih berumur 38 tahun, mayoritas berpendidikan sarjana (S1). Ekonomi kreatif subsektor kuliner di Kota Samarinda belum secara penuh memenuhi semua unsur kreatifitas. Dari lima unsur kreatifitas hanya unsur keterlibatan juru masak profesional dan unsur penggunaan teknologi yang persentasenya diatas 50 persen. Menurut metode SCP, Structure pada ekonomi kreatif subsektor kuliner di Kota Samarinda terlihat dari unsur unit usahanya masih bersifat independent. Conduct pada subsektor ini, terlihat dari unsur penentuan harga yang mayoritas menetapkan sendiri harga (self pricing) tanpa melihat informasi harga pada pesaing/penggiat kuliner lainnya. Selain itu metode pemasaran yang digunakan para penggiat kuliner masih menggunakan Media Sosial, Aplikasi Online dan Mulut ke Mulut (Mouth to Mouth). Performance pada subsektor ini terlihat dari unsur omset dan tenaga kerja yang mayoritas masih berskala usaha kecil. Berdasarkan model perhitungan potensi pajak restoran di Kota Samarinda, diperoleh kesimpulan setiap penambahan 1 jumlah wajib pajak akan meningkatkan realisasi pajak restoran Kota Samarinda sebesar rata-rata Rp15.686.485,00 asumsi ceteris paribus.


 


 

Keywords

Kata Kunci : Kuliner; Ekonomi Kreatif; Pajak Restoran.

Article Details

References

  1. Bank Indonesia 2011. ”Kajian Akademik Pemeringkat Kredit Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia”. Jakarta: Bank Indonesia
  2. Claire, Lynnette. 2009. "Growing a Creative Economy-One Experiment". University of Puget Sound.
  3. Creswell, J. W. 1998. Qualitative Inquiry and Research design Choosing Among Five Traditions. Thousand Oaks. California: Sage.
  4. Denzin, N. K & Lincoln, Y. S. 1994. Handbook of qualitative Research. Thousand Oaks, CA: Sage.
  5. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta: Departemen Perdagangan Republik Indonesia.
  6. Foord, J. 2008. Strategies For Creative Industries: An International Review. Creative Industries Journal, Volume 1 Number 2, 2008 Intellect Ltd Article. English language. doi:10.1386/cij.1.2.91/1.
  7. Hamid, Edy Suandi dan Sri Susilo, Y. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 12 No. 1, Juni 2011, hal 45-55.
  8. Hennekam, S., & Bennett, D. (2017). Creative industries work across multiple contexts: common themes and challenges. Personnel Review, 46(1), 68–85. https://doi.org/10.1108/PR-08-2015-0220.
  9. Hanke, J.E. and Reitsch, A.G. 1998. Business Forecasting. Sixth Edition. London: London: Prentice• Hall International Ltd.
  10. Herdiansyah, Haris. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
  11. Insukindro dan Aliman, 1999, “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Model Empirik: Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 14 No. 4, 49-61.
  12. Kementerian Koperasi dan UMKM. 2012. Data kontribusi Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) tahun 2012. Jakarta.
  13. Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis? Edisi 3, Cetakan 1. Jakarta: Erlangga.
  14. Lazuardi, M., & Triady, M. S. 2015. Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Kuliner Nasional. PT. Republik Solusi.
  15. Lin, S. 2002. Optimum Strategies for Creativity and Longevity. Diakses pada http://xa.yimg.com/kq/groups/22416650/836839594/name/RetirementAgevsLifeSpan1121.pdf.
  16. Lincoln, Y. S., dan Guba, E.G. 1985. Naturalistic Inquiry. Beverly Hills, California: Sage.
  17. Mburu, John. 2002. Collaborative Management of Wildlife in Kenya: An Empirical Analysis of Stakeholders Participation, Costs and Incentives. Socioeconomic Studies on Rural Development, Vol. 130, Wissenschaftsverlag Vauk Kiel KG.
  18. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  19. Moleong, L. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Rosda.
  20. Muller, K., Rammer, Christian, and Truby, J. 2008. The Role of Creative Industries in Industrial Innovation. Centre of European Economic Research, Discussion Paper No 08-109.
  21. Mulyana, & Sutapa. 2015. Peran Quadruple Helix dalam Meningkatkan Kreativitas dan Kapabilitas Inovasi (Studi Pada Industri Kreatif Sektor Fashion). In 2nd Conference in Business, Accounting, and Management (pp. 222–232).
  22. Pemerintah Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Jakarta: Sekretariat Negara.
  23. Philip, Prof, Dr. Jochen Ropke. 2000. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, terjemahan Hj. Sri.Djatmika, S. Arifin, SE, MSi. Bandung: Salemba Empat.
  24. Primorac, Jaka. 2006. The Position Of Cultural Workers In Creative Industries: The South-Eastern European Perspective. European Cultural Foundation.
  25. Rahmana, A. 2009. Peranan Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), ISSN:1907-5022, Yogyakarta.
  26. Satria, Dias dan Prameswari, Ayu. 2011. Strategi Pengembangan Industri Kreatif Untuk Meningkatkan Daya Saing Penggiat Ekonomi Lokal. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 9 Nomor 1 Januari 2011.
  27. Shy, O. 1995. Industrial Organization: Theory And Applications. MIT press.
  28. Simatupang, Togar., et. al. 2008. Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Kreatif di Kota Bandung. Jurnal Manajemen Teknologi, Vol. 8, No. 1, pp. 1-12.
  29. Situmorang, Jannes. 2008. Strategi UMKM Dalam Menghadapi Iklim Usaha Yang Tidak Kondusif. lnfokop, Vol. 16 September 2008: 87-101.
  30. Sriyana, Jaka. 2010. "Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus di Kabupaten Bantul". Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif.
  31. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
  32. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.
  33. Sulistyastuti, Dyah Ratih, 2004. Dinamika Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Analisis Konsentrasi Regional UKM di Indonesia 1999-2001, Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 9 No.2 Hal 143-164.
  34. Todaro, M.P., & Smith, S. . 2006. Pembangunan Ekonomi (Kesembilan). Jakarta: Erlangga.
  35. Umar, H. 1997. Metodologi Penelitian : Aplikasi dalam pemasaran. Jakarta: PT Gramedia.
  36. Yustika, A.E. 2006. Ekonomi Kelembagaan: Definisi, Teori, & Strategi. (Edisi Pertama, September 2006). Malang: Bayu Media.
  37. Zhang, Hongman, Wang, Jing, and Liu, D. 2011. Experiences of Creative Industries Development in Developed Countries and Enlightenments. Asian Social Science Journal, Vol. 7 No. 8 Agustus 2011.