Main Article Content

Abstract

Masih besarnya potensi pengembangan rumah sakit di Indonesia, bisa ditunjukkan dengan masih tingginya taraf kebutuhan akan jasa pelayanan kesehatan, Hal ini bisa diukur menurut derajat kesehatan masyarakat, yang diukur menurut beberapa indikator mortalitas misalnya jumlah kematian bayi , jumlah kematian balita , jumlah kematian ibu maternal, jumlah kematian kasar , dan umur hidup bayi lahir. Potensi kebutuhan rumah sakit pula mampu dicermati menurut masih rendahnya ratio jumlah tempat tidur  rumh sakit dibandingkan dengan jumlah penduduk. Perkembangan penduduk yang sangat  cepat, misalnya wilayah kota Samarinda menuntut adanya taraf penambahan pelayanan kesehatan dalam kecepatan seimbang. Dalam periode tahun 2015-2020 laju pertumbuhan penduduk wilayah Samarinda rata-rata mencapai 1.84% pertahun. Pesatnya pembangunan yang ada disertai timbulnya pencemaran lingkungan dampak sektor bisnis pertambangan dan lain-lain, menuntut perlunya tambahan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan yang lebih baik pada wilayah ini. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sempaja merupakan kombinasi antara jasa sosial dan ekonomi menggunakan pengembangan dan penambahan pelayanan kesehatan fasilitas pemerintah. Dalam pemecahan perkara pemerataan dan peningkatan pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Ibu dan Anak Sempaja merupakan milik pemkot Samarinda, yang secara yuridis berada dibawah pengelolaan Dinas Kesehatan Kota Samarinda.

Keywords

Rasio; Pemerintah; Pelayanan Kesehatan.

Article Details

References

  1. Antoncic, J.A. and Antoncic, B. (2011). Employee Satisfaction Intrapreneurship And Firm Growth : A Model. Industrial Management And Data Systems, Vol. 111, No. 4 : 589 -607.
  2. Asri, L. (2010). Budaya Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  3. Bakhshi, A. Kumar, K. and Rani, E. (2009), “Organizational Justice Perceptions As Predictor Of Job Satisfaction And Organization Commitment. International Journal Of Business And Management, Vol. 4, No. 9, 145-154.
  4. Bass, B.M. (2006), Leadership and performance beyond expectations. Free Press, New York, NY.
  5. Bowling, N. A. and Hammond, G. D. (2008). A Meta-Analytic Examination Of The Construct Validity Of The Michigan Organizational Assessment Questionnaire Job Satisfaction Subscale. Journal of Vocational Behavior, No. 73, 63 - 77.
  6. Cheung, M.F.Y. and Wu, W-P. (2012), “Leader-Member Exchange and Employee Work Outcomes In Chinese Firms: The Mediating Role Of Job Satisfaction”. Asia Pacific Business Review, Vol. 18, No. 1, 65-81.
  7. Davis, F. W. 2011. Job Satisfaction and Stress.Journal of Physical Education, Recreation, and Andce, 52, pp.37–38.
  8. Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1. Jakarta : PT. Indeks
  9. Ghozali, Imam (2008), “Structural Equation Modeling : Metode Alternatif Dengan Partial Least Square”. Semarang : Baand Penerbit Universitas Diponegoro.
  10. Hardiansyah, 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta, Penerbit Gava Media
  11. Noe, R.A., Hollenbeck, J.R., Gerhart, 8., and Wright, P.M. (2011), “Manajemen Sumber Daya Manusia: Mencapai Keunggulan Bersaing”, Edisi 6. Penerbit : Salemba Empat.
  12. Pemerintah Indonesia. (2009) .Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
  13. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor. 144 .Jakarta: Sekretariat Negara.
  14. Pemerintah Indonesia. (2009).Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
  15. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor.153. Jakarta : Sekretariat Negara.
  16. Pemerintah Indonesia . (2014)Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298 . Jakarta : Sekretariat Negara.
  17. Ratna Kusumasari Purbani, Sutopo Patria Jati , Ayun Sriatmi,(2013) Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Diponegoro, Semarang : Volume 2, Nomor 2, :1- 12