Main Article Content

Abstract

Kota Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimantan yang meiliki luas 718 Km2. Kota yang
terbelah oleh Sungai Mahakam ini, termasuk kategori rawan banjir. Secara dominan banjir di
Samarinda disebabkan oleh aktifitas manusia yang kurang sadar lingkungan dalam pemanfaatan
lahan. Kesalahan dalam mengelola lingkungan telah menyebabkan banjir di Samarinda utamanya
di sepanjang SubDAS Karang Mumus secara berulang telah menimbulkan kerugian ekonomi yang
cukup besar.
Dengan menggunakan metode perhitungan nilai pasar akan diperoleh estimasi kerugian ekonomi
yang dialami masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran SubDAS Karang Mumus. Sampel
diambil secara purposive sampling sebanyak 20 responden.
Hasil penelitian menyimpulkan estimasi kerugian ekonomi masyarakat di bantaran karang Mumus
sekurang-kurangnya sebesar Rp. 4.444.160.000 minggu-1. Dari hasil perhitungan ini diharapkan
pemerintah kota Samarinda dapat menyusun kebijakan perbaikan lingkungan dan melibatkan
masyarakat dalam penanggulangan banjir di masa mendatang.

Keywords

banjir, DAS, karang mumus, ekonomi

Article Details

References

  1. Adisasmita, R. (2008). Pengembangan Wilayah: Konsep dan Teori. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  2. Asdak, C. (2004). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah
  3. Mada University Press.
  4. Dhewanti L; Apriani AT; Gustami; Sarasseatiwaty S; Alfian M; dan Nurbaningsih, L. 2007.
  5. Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta (ID): KLH
  6. Hutauruk, T. R. (2019). Manajemen Inovasi Sebagai Solusi Kebijakan Terhadap Persoalan
  7. Sampah Plastik di Kota Samarinda. Jurnal Riset Inossa. Vol. 1 (1): 1 - 12
  8. Platt, R. H. (2004), Land Use and Society, Washington: Island Press.
  9. Pramaningsih, V; Suprayogi, S; Purnama, Ig L S (2017). Kajian Persebaran Spasial Kualitas
  10. Air Sungai Karang Mumus, Samarinda, Kalimantan Timur. Jurnal Pengelolaan
  11. Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Vol. 7 (3): 211-218.
  12. Putra, T.P; Adyatma, S; dan Normelani, E (2016). Analisis Perilaku Masyarakat Bantaran
  13. Sungai Martapura Dalam Aktivitas Membuang Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan
  14. Basirih Kecamatan Banjarmasin Barat. Jurnal Pendidikan Geografi. Vol 3 (6): 23 – 35.
  15. Sesunan, D. (2014). Analisis Kerugian Akibat Banjir di Bandar Lampung. Jurnal Teknik Sipil
  16. UBL. Vol. 5 (1): 559 – 584.
  17. Slamet, J.S (2000). Kesehatan lingkungan. Yogjakarta: Gajah Mada University Pers.
  18. Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang berkelanjutan, Yogyakarta: Andi.
  19. World Bank. (2010). Damage, Loss and Needs Assessment Guidance Notes. Estimation of
  20. Post-Disaster Needs for Recovery and Reconstruction. Washington DC: The International
  21. Bank for Reconstruction and Development
  22. Yadav, S.S. and Rajesh, K (2011). Monitoring Water Quality of Kosi River in Rampur District
  23. Uttar Pradesh. India: Advances in Applied Science Research. 2(2): 197-201.
  24. Yunida, R; Kumalawati1,R ; dan Arisanty, D (2017). Dampak Bencana Banjir Terhadap
  25. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai
  26. Tengah, Kalimantan Selatan. Jurnal Pendidikan Geografi. Vol 4 (4): 42 – 52.
  27. Zulfakar; N, Fitri, A; dan Zailani, A. (2005). Melawan Banjir; Upaya Pemerintah kota
  28. Samarinda Mencegah banjir di “Kota Air”. Samarinda: Pemerintah Kota Samarinda.